RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Masih banyak wilayah di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang memerlukan perhatian dalam hal pembangunan. Salah satunya adalah Kecamatan Sandaran, yang berada di kawasan pesisir. Baik infrastruktur jalan, listrik, air bersih hingga lainnya dianggap masih perlu ditingkatkan.
Terutama peningkatan akses jalan yang sampai sekarang belum maksimal dilakukan. Sedangkan jalan penghubung antar desa, kecamatan hingga pusat kabupaten sebagian besar permukaannya masih tanah. Sehingga sangat tidak mudah dilintasi, terutama ketika hujan melanda.
Camat Sandaran Tri Sukadar mengatakan, Sandaran belum memiliki akses jalan yang representatif. Sehingga masih menjadi kendala utama perkembangan Sandaran hingga kini. Apalagi warga Sandaran untuk menuju pusat kecamatan, kebanyakan masih melalui Desa Peridan, Kecamatan Sangkulirang.
“Akses jalan darat masih numpang di Desa Tanjung Manis. Memang belum ada jalan khusus menuju Kecamatan Sandaran,” paparnya.
Dia pun berharap, pembangunan infrastruktur dasar semakin diperhatikan pemkab. Sebab akses jalan mempunyai peranan penting dalam pengembangan wilayah. Demi mengurangi disparitas atau kesenjangan antar wilayah, pemerataan hasil-hasil pembangunan melalui distribusi barang dan jasa.
“Termasuk prasarana vital penunjang semua aktivitas masyarakat,” jelasnya.
Pihaknya juga mencoba membuka akses pintu gerbang di Desa Perupuk, yang berbatasan langsung dengan Desa Susuk. Hal itu dilakukan untuk mendapat akses jalan yang lebih dekat dan murah biaya pembangunannya. Kendati demikian, dia juga berterima kasih atas pembangunan rigid beton dari Desa Perupuk menuju Desa Susuk.
“Ini sebuah prestasi yang kami terima yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan akses jalan ke Sandaran,” sebutnya.
Apalagi, kata dia, Sandaran sulit ditempuh dari berbagai penjuru. Baik jalur darat, laut dan udara. Terlebih Sandaran tidak mempunyai bandara udara. Namun, dia memiliki beberapa strategi yang coba dilaksanakan di Sandaran.
Baca Juga: Bertahap Dimaksimalkan, Jangkauan Internet Desa Terbatas
Baca Juga: Dua Hari Pengintaian, Tim LKK Kutim Buat Monster Ganas Tak Berkutik
Baca Juga: Kasmidi Minta LPAI Kutim Perhatikan Masalah Anjal
“Kami sedang mensosialisasikan program Sandaran Berlayar. Dengan moto berlayar, kami mengedepankan program berusaha layak, aman, nyaman dan religius,” paparnya.
Dia juga ingin, Sandaran sejajar dengan kecamatan lain. Artinya, kalau kecamatan lain punya akses jalan darat, fasilitas kantor, sarana telekomunikasi dan lainnya. Maka Sandaran juga ingin setara.
“Itu keinginan kami di Sandaran. Kami harap dapat diperhatikan pemerintah,” katanya.
Apalagi, sembilan desa di Sandaran tersebar dengan jarak yang sangat luas. Sehingga untuk penggarapannya dibagi dalam tiga zona. Zona 1 meliputi Desa Susukan dan Marukangan, Zona 2 Manubar dan Tadoan. Zona 3 Tanjung Mangkalihat dan Sandaran, yang secara langsung berbatasan dengan Kabupaten Berau.
“Sampai sekarang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sandaran dan Tanjung Mangkalihat, warga masih banyak menggunakan akses fasilitas Kabupaten Berau,” jelasnya.
Adapun untuk penggarapan wilayah, dia mengaku menerapkan strategi aksi pelayanan dan pemberdayaan di lapangan (APEL). Sebab tak dipungkiri olehnya, warga masih kesulitan jika ingin mendatangi kantor kecamatan. Sehingga pihaknya melakukan aksi jemput bola.
“Termasuk dalam pelayanan administrasi kependudukan dan administrasi pelayanan yang lain. Kami mencoba melakukan aksi dengan kunjungan ke desa-desa, meskipun sulit dilakukan dan dengan biaya risiko yang tinggi,” akunya.
Mengingat, untuk menempuh wilayah Sandaran. Ada namanya Gunung Neraka. Titik itu sangat ekstrem bagi siapa saja yang sudah melintasi jalur menuju Tanjung Mangkalihat. Tak heran jika dia menyebut bahwa Sandaran merupakan kecamatan yang masih terisolasi. Pasalnya, belum didukung telekomunikasi yang maksimal.
“Hanya spot-spot tertentu yang bisa diakses. Tapi, kami masih terbantu dengan dengan adanya IT Wifi. Untuk semua problematika itu, kami berharap tim verifikasi kabupaten bisa menjadikan usulan Kecamatan Sandaran sebagai prioritas utama. Khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Meliputi listrik, air, infrastruktur jalan hingga fasilitas pemerintahan,” pungkasnya. (rk)