RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Upaya Pemkab Kutim dalam memberikan layanan internet di seluruh desa di kabupaten ini terus dimaksimalkan. Bahkan pemkab berupaya agar dapat memberikan jaringan internet hingga desa-desa yang ada di pedalaman dan pesisir.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang saat gelaran musyawarah rencana pembangunan (musrembang) tingkat kecamatan pesisir. Dia mengatakan, upaya tersebut sejalan dengan visi dan misi pemkab saat ini bahwa Kutim Merdeka Sinyal. Bahkan sinyal telekomunikasi melalui internet desa sudah diimplementasikan.
“Sejak tahun lalu semua desa sudah ada sinyal melalui internet desa. Walaupun jangkauannya masih terbatas, sekitar ruang publik,” kata politikus Golkar itu.
Sejauh ini, Kutim memperoleh 56 titik pembangunan infrastruktur penunjang komunikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Salah satunya adalah pembangunan tower.
“Kalau tower sudah terbangun, maka jangkauan internet akan lebih luas,” sebutnya.
Kendati demikian, pembangunan tower akan dilakukan secara bertahap. Namun pada tahun pertama pemerintahan Ardiansyah Sulaiman dan Kasmidi Bulang (AS-KB), Merdeka Sinyal telah diselesaikan melalui internet desa.
“Tahun ini akan dibangun lagi infrastruktur seperti tower telekomunikasi,” bebernya.
Berdasarkan informasi dari Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (Diskominfo-Perstik), tahun ini Kutim kembali memperoleh bantuan pembangunan jalur fiber optic (FO) dari Pemprov Kaltim.
“Bantuannya untuk 19 desa,” pungkasnya.
Baca Juga: Dua Hari Pengintaian, Tim LKK Kutim Buat Monster Ganas Tak Berkutik
Baca Juga: Kasmidi Minta LPAI Kutim Perhatikan Masalah Anjal
Baca Juga: Optimis Serap 50 Ribu Naker, Dua Tahun Pemerintahan AS-KB Capai Setengahnya
Perlu diketahui, pelayanan dalam bentuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah dimaksimalkan pemkab. Hal itu untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat secara luas. Mulai dari Satu Data Kutai Timur, Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N-LAPOR), Call Centre 112. Termasuk free wifi pada area-area publik di wilayah ibu kota kabupaten, kecamatan dan desa-desa.
Kadiskominfo-Perstik Kutim Ery Mulyadi mengatakan, tahun lalu seluruh desa telah terlayani dan terjangkau jaringan internet. Termasuk dengan adanya Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), untuk menunjang informasi bagi masyarakat.
Perkembangan penguatan jaringan masuk desa menjadi fokus utama. Kemajuan TIK benar-benar dimanfaatkan Diskominfo-Perstik, untuk menguatkan layanan internal pemerintah di kawasan perkantoran Bukit Pelangi.
“Free wifi untuk setiap akhir pekan (400 Mbps dari 600 Mbps), yang diberikan kepada masyarakat. Terintegrasi pada kawasan Bukit Pelangi yang menunjang area di sekitarnya,” ungkapnya.
Mulai dari pusat perkantoran, 12 taman dan fasilitas taman serta arena bermain. Tempat ibadah, UMKM, permukiman, hingga fasilitas olahraga menjadi lokasi free wifi.
“Termasu bandwith setiap OPD (organisasi perangkat daerah) yang terintegrasi dalam beragam aplikasi, hingga penambahan kapasitas server,” bebernya.
Dipastikannya, 18 kecamatan se-Kutim telah terjangkau. Selain program internet desa, pihaknya akan menjalankan program jangka pendek dan menengah, yakni pembangunan Base Transceiver Station (BTS) atau stasiun pemancar.
“Pihak provider akan menjalankan Program Satu Indonesia, dengan 3.435 yang dibangun seluruh Indonesia. Kutim mendapatkan 56 titik pembangunan. Jadi, ada pembangunan BTS dan ada yang sifatnya penguatan sinyal,” bebernya.
Dari 56 titik tersebut, kata dia, Kecamatan Busang mendapat enam BTS yang akan dibangun di Desa Long Bentuq, Long Lees, Long Nyelong, Long Pejeng, Mekar Baru serta Rantau Sentosa.
“Tiga provider telekomunikasi besar yang masuk Kutim sedang progress pembangunan. Telkomsel membangun di 18 lokasi dan Indosat 30. XL akan bangun delapan BTS,” ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya terus memantau pelaksanaan pembangunannya. Sebab, berdasarkan laporan tim lapangan. Progres pembangunan BTS belum sesuai dengan program awal.
“Indosat yang tadinya akan membangun 30 titik, ternyata jadi 20 titik saja. Telkomsel juga begitu, dari 18 BTS hanya akan membangun enam. Makanya kami mencoba berkomunikasi dengan pihak provider. Kami akan mengevaluasi progresnya, apakah dilaksanakan sesuai target atau ada perubahan,” tutupnya. (rk)