RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Konseling sebaya atau sering disebut juga dengan istilah program dukungan sebaya, merupakan sesi pelaksanaan konseling yang di mana siswa yang telah dilatih menjadi konselor sebaya, untuk bertemu dengan siswa lain yang memiliki kendala atau permasalahan.
Siswa tersebut menawarkan untuk mendengarkan dan membantu menemukan strategi pemecahan masalah. Dalam proses pelaksanaan konseling sebaya memang ada langkah yang lebih panjang, karena konselor sekolah perlu melatih siswa dahulu untuk menjadi konselor sebaya.
Pelaksanaan konseling sebaya di Amerika sudah umum dilaksanakan disekolah-sekolah. Tetapi di Indonesia belum banyak sekolah yang menerapkan program konseling sebaya ini. Kini di Kutai Timur (Kutim), program itu akan dilaksanakan.
Bahkan Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Kualitas Hidup Perempuan, Kualitas Keluarga Data dan Informasi, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutim Adji Farmila Rachmi, berdasarkan pengalamannya, dia pun menghadirkan konselor sebaya di tingkat remaja.
“Dulu saya sering menjadi tempat curhat bagi teman-teman,” ujarnya.
Meskipun dirinya seorang yang pendiam, hal itu lah yang menjadi alasan temannya berbagi keluh kesah dengannya. Apalagi meskipun cenderung dia, dirinya selalu mendengarkan.
“Makanya lebih banyak teman yang curhat,” katanya setelah kegiatan konseling sebaya di SMAN 1 Sangatta Utara, Kamis (3/11/2022).
Menurutnya, kebanyakan remaja SMA/SMK lebih banyak berbagi cerita kepada temannya. Ketimbang dengan orang tua masing-masing. Hal itu lah yang mendasari pihaknya menggelar kegiatan konseling sebagai di sekolah tersebut.
“Sehingga para siswa bisa menjadi pendengar yang bijak,” jelas Farmila.
Apabila terdapat rekan dari siswa tersebut yang bercerita. Sebagai konselor sebaya, mereka dapat memberikan masukan yang positif.
“Tidak hanya mendengarkan. Tapi ada solusi yang diberikan kepada teman sebayanya,” tutupnya. (adv/rk)