RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Permasalahan infrastruktur di Kutai Timur (Kutim) memang memerlukan perhatian serius. Terutama pada jalan milik kabupaten yang berada di kawasan Utara Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) itu.
Seperti yang terjadi pada jalan poros Sangatta-Rantau Pulung, terdapat banyak lubang di badan jalannya. Begitu pula titik longsor, banyak ditemukan jika melintasi jalan itu.
Terutama kondisi longsor yang terjadi di Kilometer 27, dekat Jembatan Belly. Jurang di kedua sisi jalan tersebut sangat terjal. Jika tak cepat ditangani, kondisinya akan semakin parah. Hal itu pun kerap dikeluhkan masyarakat pengguna jalan tersebut.
Menanggapi ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim Muhammad Muhir memastikan, perbaikan jalan tersebut masih berprogres. Pihaknya pun berkolaborasi dengan PT KPC untuk penanganannya.
“Alhamdulillah sudah mulai aksen di lapangan. Semoga bisa mengatasi masalah transportasi warga menuju Rantau Pulung dan sekitarnya,” harapnya.
Menurutnya, diperlukan penanganan yang perhitungan teknisnya benar-benar matang. Kalau hanya jalan berlubang, tinggal dilakukan penambalan. Berbeda dengan longsor, memerlukan kajian teknis untuk penanganannya.
“Memang tidak bisa asal-asalan,” sebutnya.
Kini terlihat jelas, penimbunan dengan membungkus tanah menggunakan metode geotextile, kemudian dipadatkan menggunakan compactor hingga permukaannya benar-benar keras telah dilakukan. Pihaknya juga menyediakan saluran air agar pondasinya semakin kokoh. Dipastikannya, lebar ruas jalan itu akan ikut bertambah.
“Sekarang hanya penanganan sementara, semoga bisa tahan lama. Untuk penanganan secara permanen, sudah masuk dalam perencanaan 2023. Bahkan desainnya sudah ada. Kami harap sinergi dengan pihak KPC dapat dimaksimalkan,” harapnya.
Terkait titik longsor lainnya. Dia memastikan sudah ada perusahaan baru yang mengajukan izin untuk membantu memperbaiki beberapa titik longsor di poros tersebut. Bahkan, perusahaan tersebut telah memulai perbaikan menggunakan alat berat mereka.
Baca Juga: Marak Pengetap, Polres Kutim Sidak Empat SPBU di Sangatta
“Sebenarnya KPC telah berkomitmen memperbaiki jalan poros itu. Tapi, unsur pemerintah tidak tinggal diam. Kami juga berupaya memperbaiki demi warga. Sekarang tinggal melihat pihak KPC, bagaimana menanggapi,” ungkapnya.
Kendati demikian, komunikasi dengan pihak KPC sangat intens. Baik dengan bersurat, maupun disampaikan langsung. Responsnya pun sangat baik. Namun, pihaknya berharap respons yang baik itu dibarengi dengan aksi yang baik.
“Tidak hanya respons ketika bertemu saja. Tapi dibuktikan dengan action di lapangan,” harapnya.
Dia tidak heran, kenapa jalan poros Sangatta-Rantau pulung dan Sangatta-Bengalon sering amblas. Sebab, apabila sering terganggu dengan getaran dari aktivitas perusahaan, maka akan memengaruhi kontur tanahnya.
“Karena di dalam tanah ada yang namanya pori-pori tanah. Dengan adanya getaran, akan berdampak pada kondisi jalan,” tutupnya. (rk)