RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Menjelang akhir bulan suci Ramadhan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur memastikan harga dan stok pada Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) untuk seluruh wilayah Kutai Timur masih tergolong stabil dan relatif aman.
“Dari awal hingga menjelang akhir Ramadhan, sejauh ini aman. Hanya saja ada kenaikan pada harga cabai rawit yang sangat tinggi, Rp 150 ribu per kilogramnya,” kata Kadisperindag Kutim, Nora Ramadhani.
Nora menjelaskan, kenaikan lonjakan harga sering terjadi setiap tahunnya di seluruh wilayah Indonesia. Khususnya kebutuhan pangan cukup tinggi karena merupakan kebutuhan primer dengan proporsi pengeluaran rumah tangga relatif lebih besar dibanding komponen lain bahan pokok makanan.
“Terutama pada saat perayaan hari besar keagamaan, karena menurut hukum ekonomi itu permintaan masyarakat meningkat otomatis harga juga naik,” jelasnya.
Informasi yang diterimanya, harga cabai rawit yang mengalami kenaikan secara signifikan didasari adanya kendala gagal panen. Sehingga pasokan untuk pendistribusian tidak menyeluruh atau terbatas.
“Karena terjadi gagal panen di Surabaya. Jadi pasokan yang dari Sulawesi itu sedikit dan terbatas. Makanya harganya naik sekitar 25 persen dari harga normal,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk menekan lonjakan harga cabai yang meningkat, Pemkab Kutim telah mengantisipasi dengan adanya keberhasilan panen raya cabai di wilayah Kecamatan Kaubun beberapa waktu lalu. Bahkan proses panennya dipimpin langsung oleh Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.
“Alhmadulilah kami sangat terbantu dengan panen tersebut. Yang tadinya naik Rp 150 ribu per kilogram, kini perlahan sudah menurun,” pungkasnya. (rk)