RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menargetkan realisasi investasi tahun ini di Kalimantan Timur (Kaltim) Rp 54 triliun. Hal ini ditindaklanjuti oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, dengan menerbitkan surat tentang target realisasi investasi untuk kabupaten kota se-Kaltim.
Sedangkan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) diberikan target Rp 8 triliun lebih, atau berada pada posisi kedua dari kabupaten kota se-Kaltim. Sedangkan untuk target posisi pertama ditujukan pada Kota Balikpapan Rp 14 triliun. Adapun Kutai Kartanegara (Kukar) menempati posisi ketiga, Rp 7 triliun. Sedangkan Bontang Rp 4,5 triliun dan Berau Rp 4 triliun.
Pada triwulan pertama, Januari-Maret 2022, capaian investasi di Kutim Rp 3,230 triliun atau 39 persen dari target. Namun pada triwulan ketiga sudah melampaui target yang ditetapkan. Hal itu disampaikan Kepala DPMPTSP Kutim Teguh Budi Santoso.
“Realisasi investasi Kutim mencapai Rp 9,019 triliun dari target Rp 8 triliun. Apabila dipersentasikan mencapai 112 persen,” ujar, Kamis (24/11/2022).
Sedangkan berdasarkan rencana strategis (renstra) DPMPTSP Kutim, targetnya hanya Rp 3,3 triliun. Dengan demikian, maka capaian sampai triwulan III berdasarkan renstra mencapai 278 persen. Adapun terhadap target nasional yang dicanangkan presiden 1.200 triliun. Kutim baru mencapai 112 persen.
“InsyaAllah akan alami kenaikan lagi. Semoga sampai akhir tahun mencapai Rp 11 triliun. Kemungkinannya begitu. Berharap kan wajar, kalau tidak terwujud biasa. Yang penting tujuan pertama sudah tercapai. Bahkan sudah melewati batas target,” sebutnya.
Dia tidak menampik, ada penurunan peringkat yang diperoleh Kutim. Pasalnya tahun lalu Kutim berada peringkat dua, dibawah Balikpapan yang berada di posisi pertama. Sedangkan Kukar berada di posisi ketiga.
“Nah, sampai triwulan ketiga peringkat pertama Kukar, kedua Balikpapan dan ketiga Kutim,” jelasnya.
Menurutnya hal itu wajar terjadi. Mengingat, Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di Kukar. Sehingga investasi pasti akan menatap ke sana. Sedangkan Balikpapan merupakan kota jasa. Investasi kegiatan jasa pasti banyak dari sisi hotel dan perusahaan swasta. Begitu pula kontraktor Pertamina pasti terus bertumbuh.
“Kalau di Kutim sektor pertambangan dan perkebunan masih memimpin. Tidak bisa dipungkiri, bahkan pertambangan sampai sekarang masih terus berjalan,” ungkapnya.
Adapun penanaman modal dalam negeri (PMDN) triwulan ketiga, berhasil melibatkan 8.497 tenaga kerja dan 6 tenaga kerja asing (TKA). Sedangkan penanaman modal asing (PMA) melibatkan 2.200 tenaga kerja lokal dan tenaga kerja asing (TKA) 267.
“Meskipun bukan tenaga kerja tetap. Tapi data itu berdasarkan laporan resmi yang dirilis BKPM. Pasti perusahaan pasti melapor ke sana (BKPM), baik PMDN dan PMA membuat laporan ke pusat,” pungkasnya. (adv/rk)