RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Permasalahan jaringan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), masih menjadi perhatian serius. Mengingat masih ada beberapa desa yang berada di kawasan pedalaman dan pesisir belum menikmati layanan internet atau kawasan blank spot.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Kutim pun menggelar rapat evaluasi jaringan telekomunikasi di ruang rapat Dinas komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfo-Staper), Senin (15/1/2024). Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengatakan, ini merupakan agenda tahunan pemkab dalam menindaklanjuti program penuntasan blank spot 3435 non 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
“Wilayah kita (Kutim) kan luas. Jadi, jaringan telekomunikasi sangat dibutuhkan masyarakat. Khususnya daerah-daerah yang jauh. Seperti di pedalaman dan pesisir,” kata Kasmidi, setelah memimpin rapat evaluasi tersebut.
Dia meminta, program tersebut tetap dijalankan dan dituntaskan. Sehingga semua masyarakat kabupaten ini dapat menikmati jaringan internet dengan lancar. Politikus Golkar itu berharap kepada pemerintah pusat, khususnya Kemenkominfo, agar program blankspot di 3435 desa kelurahan di wilayah Non 3T dapat segera direalisasikan.
“Data di lapangan tidak sesuai dengan yang dimiliki pemerintah pusat (Kemenkominfo). Kan datanya 51 titik dari 64 yang diprogramkan, hanya 13 desa di Kutim yang belum dibangun jaringan telekomunikasi. Padahal fakta di lapangan, tidak lebih 25 titik yang terbangun,” bebernya.
Menurutnya, program tersebut sangat dibutuhkan masyarakat. Dia tak ingin daerah ini hanya dijadikan kelinci percobaan. Selain itu, dia juga mempertanyakan bagaimana kelanjutan dari program 3435 non 3T yang ada di Kutim.
“Sehingga bisa dialokasikan APBD untuk program itu. Jadi lebih jelas dan tidak terjadi tumpang tindih dengan program lain. Apalagi rapat evaluasi ini sudah lima digelar. Bahkan selalu muncul saat pembahasan musrembang (musyawarah perencanaan pembangunan). Terutama terkait fasilitas komunikasi yang masih kurang. Sehingga kami bisa membuat program antisipasi,” sebutnya.
Sedangkan untuk pihak provider, orang nomor dua di kabupaten ini memberikan catatan khusus. Terutama kepada Telkomsel, XL dan Indosat. Mengingat berdasarkan laporan dari beberapa camat, jaringan telekomunikasi di wilayah mereka belum maksimal.
“Makanya digelar evaluasi ini untuk mendiskusikan apa saja kendala yang terjadi di lapangan. Saya juga berterima kasih kepada Kemenkominfo dengan pelaksanaan program 3T,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Infrastruktur TI dan Telematika Diskominfo-Perstik Kutim, Sulisman menyampaikan, program ini sangat dibutuhkan. Apalagi memasuki tahun politik, sedangkan kapasitas jaringan telekomunikasi belum maksimal.
“Walaupun ada beberapa wilayah yang belum memenuhi kriteria program. Tapi, kami mohon program ini tetap dijalankan. Dan titik-titik yang masih menjadi kendala dapat diselesaikan,” harapnya.
Adapun perwakilan Direktorat Telekomunikasi, Ridwan mengungkapkan, terdapat 64 titik menara BTS yang menjadi target pembangunan di Kutim. Telkomsel 26 titik, XL 8 dan Indosat 30.
“Dari 2021-2022, pelaksanaan program 3T ini memang masih banyak kendala. Bahkan kami fokus untuk percepatan transformasi digital. Kami harap dapat terus bersinergi dengan Pemkab Kutim,” singkatnya.
Untuk diketahui, selain Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, evaluasi itu juga dihadiri Kabid Infrastruktur TI dan Telematika Diskominfo-Perstik Kutim Sulisman, Sekretaris Diskominfo-Perstik Kutim Rasyid, kepala perangkat daerah (PD) terkait serta Direktorat Telekomunikasi dan Provider secara daring. (yp/rk)