RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Golden age atau periode emas adalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal kehidupan anak. Golden age meliputi 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang dihitung dari masa dalam kandungan sampai dengan usia anak mencapai dua tahun.
Masa golden age sangat penting dan perlu diperhatikan khusus oleh orang tua. Pada masa golden age otak bertumbuh secara maksimal, begitu pula pertumbuhan fisik. Selain itu, masa tersebut juga terjadi perkembangan kepribadian anak dan pembentukan pola perilaku, sikap, dan ekspresi emosi.
Jika berbagai kebutuhan anak diabaikan pada masa golden age, anak dikhawatirkan mengalami tumbuh kembang yang kurang optimal. Berbagai masalah yang terjadi akibat kurangnya pemenuhan kebutuhan anak pada masa golden age, yakni adanya gangguan kognitif, stunting atau perawakan pendek, serta adanya keterlambatan bicara maupun gangguan perilaku.
“Maka penting bagi orang tua untuk mengenal setiap tahapan golden age anak serta memberikan perlakuan dan stimulasi yang sesuai,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Timur (Kutim) Aisyah.
Dia memastikan, pihaknya telah menggelar parenting untuk anak golden age. Kegiatan tersebut termasuk dalam bidang kualitas hidup perempuan. Untuk memaksimalkan pelaksanaannya, pihaknya bekerja sama dengan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
“Puspaga dijadikan sebagai narasumber. Sehingga cara pola asuh atau parenting pada anak usia emas ini dapat dimaksimalkan para orang tua,” jelasnya.
Menurutnya, pada bidang kualitas hidup perempuan ada kegiatan parenting. Kegiatan tersebut masih dilakukan di wilayah Kota Sangatta dengan melibatkan para orang tua dan guru di jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Secara teknis, kami juga mengajak kerja sama sekolah negeri, islam dan non islam,” bebernya.
Dia memastikan, setelah program tersebut maksimal terlaksana di Sangatta. Pihaknya akan menggelar kegiatan serupa hingga kawasan kecamatan di pedalaman kabupaten ini.
“Semoga di Sangatta bisa maksimal. Agar dapat segera dilakukan kegiatan serupa di pedalaman,” tutupnya. (adv/rk)