RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memang memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian. Bahkan pemerintah pusat pun meminta setiap daerah di Indonesia, untuk mengalokasikan 2 persen dana alokasi umum (DAU) yang digunakan untuk pengendalian inflasi.
Menindaklanjuti itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur (Kutim) pun menggelar operasi pasar murah. Hal itu dilakukan untuk melaksanakan Instruksi Presiden dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 134 bahwa setiap daerah mengalokasikan 2 persen DAU untuk mengimbangi terjadinya inflasi akibat dari kenaikan harga BBM.
“Jadi pada saat itu, pemkab menggelar rapat dan menetapkan bahwa ada beberapa OPD (organisasi perangkat daerah) terkait untuk melaksanakan kebijakan itu. Makanya kami menggelar operasi pasar murah,” kata Kadisperindag Kutim Zaini, Rabu (23/11/2022).
Dia tidak menampik, pihaknya sempat terkendala pengadaan bahan pokok karena harus melalui proses lelang. Namun setelah berkoordinasi dengan pihak Unit Layanan Pengadaan (ULP) akhirnya bisa diproses melalui e-Katalog.
“Nah, ternyata beberapa distributor yang ada di Kutim banyak yang tidak berani. Selain karena waktunya mepet, anggarannya juga sangat besar. Apalagi Disperindag dipatok anggaran Rp 10 miliar untuk operasi pasar murah di 18 kecamatan se-Kutim,” sebutnya.
Kemudian ditunjuklah salah satu distributor yang mampu. Sebab, distributor lainnya banyak yang tidak berani. Akhirnya diproses melalui e-Katalog. Kini prosesnya pun sudah selesai.
“Namun permasalahan barangnya belum, karena harus memesan hingga ke luar daerah. Karena pasokan di Kutim sangat terbatas. Sedangkan di Samarinda juga sarden dan indomie sedang kosong,” ungkapnya.
Sedangkan saat itu, Gubernur Kaltim Isran Noor memerintahkan, agar operasi pasar murah digelar bersamaan seluruh kabupaten kota pada 7 November. Akhirnya pada saat itu sempat terkatung-katung menunggu kedatangan barang.
“Akhirnya distributor ini sampai harus mengambil barang dari beberapa toko yang ada di Sangatta. Karena barang yang ditunggu belum juga datang. Alhamdulillah 7 November bisa terlaksana di Kecamatan Sangatta Utara, dengan 500 paket sembako. Meskipun sudah terbagi semua, tapi target untuk Sangatta Utara itu mencapai 3.000 paket,” ucapnya.
Kemudian hari keduanya, saat barang baru sebagian datang. Pihaknya pun pun kembali menggelar pasar murah di Sangatta Utara dengan 1.002 paket. Setelah itu, dilanjutkan di Kecamatan Sangatta Selatan, yang juga meminta agar pasar murah digelar di sana.
“Akhirnya, dua hari kemudian dilanjutkan operasi di Sangatta Selatan dengan 1.320 paket. Kemudian kami lanjut lagi ke Sangkulirang dengan 1.438 paket,” bebernya.
Sedangkan pada 16 November lalu, pihaknya melanjutkan operasi tersebut di Rantau Pulung dengan 900 paket. Dia tidak menampik, pihaknya kelabakan karena di Samarinda sempat banjir. Sehingga proses pengiriman terhambat.
“Alhamdulillah sudah berjalan. Kemudian kami lanjut ke Bengalon dengan 1.556 paket. Meskipun start-nya terlambat, lantaran terkendala pasokan barangnya,” terangnya.
Dia menegaskan, bahwa distribusi barang tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan pihaknya harus bekerja sama dengan pihak SPBU, karena barang tersebut diangkut menggunakan truk. Kemudian ke lapangan juga menggunakan truk.
“Sedangkan saat mengisi BBM di SPBU, truk yang digunakan masuk dalam antrean kendaraan lainnya. Akhirnya saya telpon SPBU agar dimudahkan proses pengisian BBM nya. Alhamdulillah sampai sekarang selalu dibantu, sehingga bisa mengisi tanpa mengikuti antrean,” bebernya.
Sedangkan barang yang dibawa juga rentan pecah. Makanya harus penuh kehati-hatian.
“Ini masih tahap pertama. Akan berlangsung sampai 21 Desember mendatang. Kami akan berusaha agar maksimal hingga tahap kedua dilaksanakan,” pungkasnya. (adv/rk)