RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Dalam perkembangan dunia usaha masa kini, ekonomi kreatif alias ekraf begitu familier terdengar wara-wiri di masyarakat.
Istilah itu sukses merangsang kreativitas masyarakat untuk lebih cerdik dalam mengembangkan bidang usahanya. Selain itu, kreativitas tersebut juga memudahkan masyarakat dalam menjangkau produk yang mereka jajakan.
Secara sederhana, ekraf menggiring pergerakan roda ekonomi yang berorientasi kepada kreativitas. Tidak terbatas pada produksi saja, kreatif itu juga mencakup penggunaan bahan baku dan inovasi teknologi.
Hal itu yang menjadi atensi DPRD Kutim. Untuk mengembangkan ekraf di Kutim, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, menurut anggota DPRD Kutim David Rante. Salah satunya yakni tentang perlunya optimalisasi pengelolaan yang baik oleh Pemkab Kutim.
“Karena infrastruktur, OPD (organisasi perangkat daerah), lembaga pendukung terkait, dan stakeholder perusahaan itu sudah ada, tinggal pengelolaan dari pemerintah atau OPD terkait yang perlu ditingkatkan,” katanya.
Menurut politikus Partai Gerindra itu, salah satu kunci keberhasilan pengembangan sektor tersebut adalah alokasi anggaran yang tepat sasaran. Yakni untuk pengembangan sumber daya usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kutim. Hal ini dimaksudkan agar semua pelaku UMKM bisa produktif secara maksimal.
“Dinas Koperasi dan UKM selaku OPD terkait harus melakukan pendampingan yang lebih ketat kepada semua pelaku UMKM. Sehingga masyarakat yang ingin memulai usahanya, maupun yang sudah ada, harus melalui Dinas Koperasi agar bisa terkontrol dengan baik,” jelas David.
Dengan semakin berkembangnya ekraf, penting untuk terus mendorong kreativitas dan inovasi guna memajukan perekonomian daerah terutama dalam UMKM. (adv/rk)