RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Semakin ke sini, kejelasan pabrik methanol yang berada di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), semakin tak jelas. Bagaimana tidak, salah satu tenant PT Batuta Chemical Industrial Park (BCIP), yakni Air Product, dipastikan mundur dari investasi tersebut.
Hal itu menyebabkan proyek hilirisasi batubara tak jadi terlaksana tahun ini. Padahal, seharusnya dampak positif bagi daerah ini sudah dapat dirasakan. Terutama di sektor perekonomian dan serapan tenaga kerja lokal. Bahkan sampai sekarang tidak ada aktivitas di lokasi tersebut.
Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Hepnie Armansyah tak menampik hal itu. Politikus PPP itu menegaskan bahwa penerimaan daerah akan berdampak atas mandeknya kegiatan di kawasan itu.
“Jelas berdampak. Karena investasi tidak jadi masuk,” sebutnya.
Mengingat jika itu tidak berjalan, maka ada tambahan penghasilan yang hilang. Apalagi selama ini daerah sudah berharap banyak, sesuai dengan dampak perekonomian yang akan diberikan.
“Kalau BCIP tidak mengalami stagnasi, seharusnya kondisi itu bisa dihindari. Sekarang Kutim secara langsung yang terkena imbasnya. Tentu pengaruhnya sangat besar,” ucap politikus PPP itu.
Maka itu, pihaknya akan melakukan pembahasan bersama komisi terkait yang membidangi. Selain itu, semua organisasi perangkat daerah (OPD) yang terkait pun akan dihadirkan untuk membahas bersama.
“Yang jelas, dampaknya sangat besar pada perekonomian di Kutim. Makanya harus segera ditindaklanjuti. Apa masalahnya dan kenapa Air Product sampai mundur dari investasi di sana,” tutupnya. (adv/rk)