RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK-MBTK) telah dioperasikan sejak Mei lalu. Data administrasi perizinan pun telah dilengkapi. Bahkan izin sementara untuk operasional yang telah diterbitkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Maret lalu sudah berakhir. Pasalnya izin sementara tersebut hanya berlaku selama enam bulan.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutai Timur (Kutim), Teguh Budi Santoso tak menampik hal itu. Menurutnya, izin sementara tersebut harus diperpanjang atau mengurus izin permanennya.
“Karena dari Kemenhub meminta mengurus amdal (analisis mengenai dampak lingkungan), bukan izin sementara. Sebagai bentuk keseriusan mereka. Nah sekarang Dishub Provinsi sedang menyusun,” ungkapnya, Kamis (24/11/2022).
Menurutnya, hal itu berdampak besar terhadap pelaksanaan investasi di lapangan. Meskipun PT Palma Serasih sudah membangun tangki timbun. Bahkan diperkirakan tahun ini sudah selesai. Namun hal itu kini terkendala karena izin sementara sudah berakhir. Ya, pihak Pemprov Kaltim seharusnya menyiapkan dokumen amdal, sebagai syarat operasionalnya pelabuhan.
“Tapi sampai sekarang kan belum selesai. Sedangkan izin sementara sudah berakhir. Makanya sekarang mereka (PT Palma Serasih) belum bisa melakukan apapun. Kan materialnya belum tersedia. Sedangkan izin dermaga belum ada, padahal akan lebih efisien menggunakan dermaga untuk distribusinya. Sedangkan jika menggunakan jalur lain tentu biayanya akan lebih mahal,” jelasnya.
Dia mengatakan, masuknya PT Palma Serasih bukan tanpa alasan. Sebagai administrator, pihaknya pun mengakselerasi perusahaan untuk berinvestasi di KEK-MBTK. Kalau tidak diakomodir, maka akan berdampak negatif pada pelaku usaha yang lain. Meskipun kala itu masih sebatas MoU lantaran kelembagaan MBTK belum final. Tapi, kerja samanya tetap dengan MBTK selaku pemilik Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
“Kemudian di tahun ini barulah Palma Serasih bekerja sama dengan MBTK selaku BUP. Itu setelah kelembagaan MBTK sudah final. Yang jelas, kami sudah beberapa kali menempuh upaya percepatan. Hanya, memang MBTK selaku BUP tidak diketahui bisnis plannya seperti apa,” paparnya.
Padahal, kata dia, sekarang sudah dibangun Saluran Utama Tegangan Tinggi (SUTET), yang jalurnya melintasi Bontang, Sangatta, Maloy hingga tembus Kalimantan Utara (Kaltara). Bahkan pihak PLN sudah bikin gardu induk yang ditarget selesai Desember mendatang.
“Ketika saya tanya PLN, apakah bisa dioperasikan. Jawabannya, jalur sudah ada dan tinggal konekkan saja dari gardu induk ke jaringan yang semula. Pasti akan lancar. Nah, sekarang ini tinggal memastikan bagaimana bisnis plan MBTK. Mereka yang bertugas dan berkewajiban,” pungkasnya. (adv/rk)