RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Salah satu indikator kesuksesan pembangunan di sebuah daerah yakni kemandirian pemerintahnya dalam mengelola keuangan. Termasuk di antaranya mencari ceruk pemasukan yang kemudian berpotensi menambah tebal kocek daerah. Disebut dengan istilah pendapatan asli daerah (PAD). Kemudian, PAD tersebut bisa digunakan untuk memaksimalkan pembangunan wilayah.
Karena itu, menurut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Joni mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi daerah tidak lepas dari peran PAD. Saat ini Kabupaten Kutim masih bergantung pada PAD dari sejumlah instansi atau perusahaan yang dipungut melalui pajak.
Sementara itu, saat ini Joni mengatakan bahwa pendapatan terbesar penyumbang gemuknya nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kutim saat ini yakni berasal dari pendapatan transfer. “PAD kita kan yang terbesar dari pendapatan transfer, terutama melalui pajak daerah dan retribusi daerah yang pemerintah terapkan untuk perusahaan-perusahaan di Kutim,” ucapnya.
Untuk diketahui, pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang sifatnya memaksa. Itu sudah diatur dalam Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sedangkan, retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Joni memerincikan, dari sederet pendapatan transfer, sektor mineral dan batu bara (minerba) saat ini masih menjadi penyumbang terbesar PAD Kabupaten Kutim.
“Karena terdapat sejumlah perusahaan tambang, seperti PT KPC (Kaltim Prima Coal) dan lain-lain,” kata Joni.
Meskipun sektor minerba menjadi penyumbang terbesar PAD Kutim, Joni meminta Pemerintah Kabupaten Kutim untuk memberikan perhatiannya terhadap sektor-sektor lain yang memiliki potensi bisa berkontribusi meningkatkan PAD. “Jangan hanya mengandalkan dari pertambangan saja,” pungkasnya. (adv/rk)