RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Sebagai objek wisata yang representatif, Polder Ilham Maulana, Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim), menjadi kawasan favorite bagi masyarakat untuk melepas penat. Jika pagi banyak warga berkunjung. Baik sekadar bersantai ataupun berolahraga dengan memanfaatkan jogging track. Mini sirkuit dan panggung untuk pagelaran seni dan budaya pun tersedia di sana.
Bahkan saat malam, selalu ramai dikunjungi lantaran menjadi wadah pelaku UMKM kuliner menjajakan dagangannya. Apalagi lokasinya berada di pusat kota, tak jauh dari Pasar Induk Sangatta (PIS). Polder itu pun telah menjelma menjadi salah satu ikon Kota Sangatta. Didesain sebagai wadah penampungan air raksasa untuk mencegah banjir, telah menjadi tujuan warga bersantai.
Sayangnya sebagian kawasan di polder itu tampak kumuh. Sebagian fasilitas juga tidak terawat. Termasuk lapak para pedagang UMKM, yang mulai tak memungkin. Tak heran jika Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kutim berencana melakukan revitalisasi di polder tersebut.
“Sudah ada perencanaannya,” kata Kadisperkim Kutim Ahmad Iip Makruf, Jumat (5/5/2023).
Salah satu yang menjadi perhatian adalah lapak pedagang. Bahkan pihaknya saat melakukan penataan dan perapian. Pihaknya berencana mendirikan sebuah bangunan yang dapat menampung semua pedagang di polder itu.
“Nanti disekat-sekat untuk pedagang berjualan. Rencananya dibangun dua lantai,” bebernya.
Pihaknya juga akan menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan taman tematik di dalamnya. Ya, revitalisasi itu akan dilakukan hingga 60 persen. Sedangkan 40 persen kawasannya tetap dipertahankan sesuai dengan konsep sebelumnya.
“Yang jelas hampir satu kawasan akan direvitalisasi. Termasuk bagian yang terlihat kumuh di sisi kanan gerbang masuk polder. Akan ditata dengan baik. Begitu pula paving blok yang rusak akan diperbaiki. Bahkan sudah masuk dalam desain,” terangnya.
Terkait keamanan di tepi danau, mengingat banyak warga yang suka memancing di sana. Sedangkan buaya ukuran cukup besar kerap muncul dan berjemur di tepi danau. Iip memastikan, pihaknya akan membuat pengamanan di bagian tersebut. Bahkan imbauan kepada masyarakat akan bahayanya predator ganas itu akan dipajang.
“Tapi, tahun ini masih perencanaan. Belum ada kegiatan fisiknya. Memang baru mau dianggarkan,” sebutnya.
Disinggung mengenai jumlah anggaran yang diperlukan. Dia mengaku belum mengetahui secara pasti. Kendati demikian, bangunan untuk pedagang akan dibangun secara permanen.
“Konsepnya seperti yang ada saat ini. Hanya saja dijadikan menjadi satu bangunan. Sehingga lapak pedagang tidak terlihat berpencar. Jadinya lebih rapi,” pungkasnya. (adv/rk)