RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Meski pembangunan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus meningkat. Namun banyak hal yang dilupakan pemerintah daerah (pemda). Terutama di bidang pengairan, yang merupakan upaya pengendalian banjir.
Seperti keberadaan drainase yang masih kurang. Jalannya sudah bagus, tapi drainasenya minim. Sebab arah pembuangannya belum jelas. Bahkan ada beberapa ruas jalan yang sudah ditingkatkan tanpa memiliki drainase di sisinya.
Hal ini pun menjadi perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim Novel Tyty Paembonan. Dia pun meminta kepada pemkab mengkaji kembali tata kota.
“Terutama drainase yang ada di sepanjang Jalan Yos Sudarso,” katanya.
Dia menilai, pemkab harus belajar dari bencana banjir besar yang merendam hampir seluruh wilayah Sangatta, pertengahan April 2022 lalu. Sehingga perlu memerhatikan semua fungsi drainase yang ada. Bagaimana jalur pembuangannya.
“Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Kan harus ditata dengan baik, kalau memang drainase yang ada belum maksimal untuk menanggulangi banjir,” sebutnya.
Dia menilai, penataan yang dilakukan harus sejalan dengan program pengelolaan sampah. Sehingga benar-benar mengedepankan kebersihan di kawasan perkotaan. Mengingat kebanyakan drainase kerap dipenuhi sampah. Sehingga menjadi penyebab penyumbatan, yang berujung alur pembuangan air tidak maksimal.
“Kota Sangatta merupakan gambaran secara umum Kabupaten Kutai Timur. Tentu harus dipastikan bersih dan nyaman, agar menambah minat kunjungan dari luar,” terangnya.
Apabila apa yang disampaikannya itu direalisasikan, dia meyakini akan membuat masyarakat merasa nyaman. Mengingat selama ini masalah kebersihan sangat diharapkan masyarakat. Terutama yang berada di sepanjang Jalan Yos Sudarso.
“Memang itu kewenangannya provinsi. Tapi yang bermukim di sana kan masyarakat Kutai Timur. Makanya diperlukan langkah tertentu dari pemda. Sebelum semuanya terlambat, solusi harus segera ditemukan. Setidaknya ada sinkronisasi regulasi antara kabupaten dan provinsi,” tuturnya. (adv/rk)