RUANGKALTIM.COM, SAMARINDA – Upaya penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas nasional yang terus digalakan. Maka itu, sinergi antara pemerintah pusat hingga daerah diperlukan agar hasil yang diperoleh benar-benar sesuai yang ditetapkan secara nasional, yakni 14 persen. Sedangkan untuk Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menerima target 12 persen. Namun, kini Kaltim masih di angka 22 persen. Turun 1 persen dari tahun lalu.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, menggelar Forum Koordinasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kaltim 2024, di Room Crystal 1 Hotel Mercure, Senin (24/04/2024).
Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto membuka kegiatan yang dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto, Bupati dan Wali Kota se-Kaltim, Plt Kepala DPPKB Kutim Ronny Bonar Hamonangan Siburian, Kepala Bappeda Kutim Noviari Noor yang mewakili Wakil Bupati (Wabup) Kutim Kasmidi Bulang yang juga Ketua Percepatan Penurunan Stunting Kutim.
Penyerahan secara simbolis dana alokasi khusus (DAK) dan BOKB TA 2024 diserahkan oleh Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) 10 kabupaten kota dan perjanjian kerja sama (PKS) bersama mitra kerja, menjadi rangkaian kegiatan tersebut. Ya, Kutim memperoleh alokasi DAK dan BOKB TA 2024 dari BKKBN RI Rp 5,1 miliar.
Kepala Bappeda Kutim Noviari Noor mengatakan, pihaknya bakal mengimplementasikan hasil rapat kerja Forum Koordinasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kaltim 2024. Apalagi dengan adanya alokasi DAK secara fisik dan non fisik, tentu akan dimaksimalkan untuk penurunan stunting di Kutim dan program bangga kencana.
“Kita juga telah mengalokasikan APBD Kutim untuk penurunan stunting dan kemiskinan,” katanya.
Dia memastikan, perangkat daerah di Kutim akan memerhatikan proses dan data di lapangan. Sehingga pelaksanaannya akurat. Bahkan pihaknya akan memaksimalkan kunjungan di posyandu-posyandu. Setelah langkah itu, penanganan yang terindikasi keluarga terkena stunting akan dilakukan dengan maksimal.
“Jadi, harus berkolaborasi dan bersinergi dengan semua instansi yang berkaitan,” tutupnya. (adv/rk)