RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Setelah menandatangani nota kesepakatan dengan Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara (Stienus) Sangatta langsung menandatangani memorandum of understanding (MoU) perjanjian kerja sama (PKS) dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kutim, Selasa malam (15/3/2022).
PKS antara Balitbang dan Stienus berkaitan dengan kerja sama Pendidikan, penelitian dan pengembangan serta pemberdayaan masyarakat. Kepala Balitbang Kutim Zubair, Ketua Stienus Sangatta Dr Amransyah dan Ketua Ketua LPPM Stienus Sangatta Dr Nuuridha Matin, telah menandatangani PKS tersebut.
Kepala Balitbang Kutim Zubair mengatakan, MoU itu merupakan tindak lanjut penandatanganan nota kesepakatan dengan bupati, yang merupakan dasar untuk melakukan kerja sama secara konkret.
“Maka, kedepannya arah kebijakan pembangunan di Kutim akan disinkronkan dengan bidang ilmu di Stienus,” katanya.
Karena kampus ekonomi, maka kerja sama yang dibangun bisa pada ekonomi wilayah dan ekonomi daerah. Bahkan, ekonomi masyarakat. Misalnya UMKM dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Hal itu yang akan diberikan masukan dalam bentuk kajian dan penelitian.
“Tentunya untuk memberikan sumbangsih yang bermanfaat terhadap arah kebijakan di Kutim,” sebutnya.
Menurutnya, ruang lingkup kerja sama itu berupa penyelenggaraan kelitbangan meliputi penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan, pengoperasian dan evaluasi kebijakan. Termasuk pengembangan sumber daya aparatur dan pendampingan serta bantuan tenaga ahli.
“Semuanya memiliki makna berbeda. Jadi, semua urusan pemerintah daerah, termasuk masalah keilmuan, khususnya lembaga Pendidikan, akan melibatkan Stienus,” ucapnya.
Begitu pula pengembangan sumber daya aparatur. Stienus bisa dilibatkan dengan melaksanakan pelatihan singkat. Bisa jadi, tenaga ahli dari Stienus ikut berkontribusi dalam hal-hal yang tidak lepas Stienus sendiri.
“Stienus dapat memberikan pendampingan dalam hal apapun di level masyarakat dan UMKM. Seperti pembekalan manajemen, akuntansi, pelaporan pertanggungjawaban dan lainnya yang memerlukan pembekalan,” jelasnya.
Perkembangan Stienus di Kutim, dinilainya sangat baik. Bahkan, merupakan salah satu kampus swasta yang mendapat bantuan dari Pemprov Kaltim Rp 5 miliar. Itu menegaskan, bahwa perkembangannya sudah sangat baik bagi peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Kutim.
“Menariknya lagi, ternyata Stienus banyak berorientasi terhadap pengembangan ekonomi masyarakat. Itu poin emas. Omong kosong kemandirian suatu daerah kalau masyarakatnya tidak mandiri. Stienus konsen ke sana,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Stienus Sangatta Dr Amransyah menyebut, Balitbang merupakan dapurnya pemerintah daerah (pemda), dalam hal kajian akademis. Baik dalam perencanaan. Sehingga perlu meningkatkan kualifikasi SDM di Kutim. Apalagi pemerintah punya program pengembangan 50 ribu SDM untuk semua komponen.
“Nah, kami sudah mempersiapkan level-level yang diinginkan. Makanya bermitra dengan Balitbang, sebagai dapurnya,” tuturnya.
Bagaimana tenaga kerja Kutim bisa direkrut perusahaan-perusahaan. Misalnya, methanol, yang membutuhkan tenaga kerja mencapai 40 ribuan. Hal ini harus disambut. Jangan sampai orang luar yang justru menangkap peluangnya.
“Kita kepengan orang Kutim sendiri. Apalagi seribu lebih alumni Stienus. Ada di pemerintahan, wakil rakyat, pengusaha dan mandiri. Makanya mendapat perhatian dari gubernur,” terangnya.
Sekarang pihaknya menyusun rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tri dharma perguruan tinggi. Bagaimana proses pembelajarannya, begitu pula dengan proses Pendidikan dan pengabdian.
“Kami ingin mempersiapkan itu,” sebutnya.
Pengembangan perguruan tinggi di Kutim, bukan hanya untuk mencari keuntungan finansial. Sehingga perlu benar-benar diperhatikan. Pihaknya menjalin kerja sama dengan Balitbang, berharap bisa ikut menyusun program pemerintah.
“Kira-kira Kutim butuh apa? Yang jelas, dari sisi ekonomi kami sangat siap bersinergi,” tutupnya. (rk)