RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Timur (Kaltim), uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan XXV, gelaran PWI Kutai Timur (Kutim), sukses menghasilkan 17 wartawan kompeten.
Berlangsung di Hotel Royal Victoria, UKW yang berlangsung Rabu hingga Kamis (8-9/12/2021) itu, terdiri dari 11 peserta jenjang muda dan enam madya. Hasilnya diumumkan langsung oleh perwakilan penguji UKW Machmud Suhermono, dari PWI Jatim.
Pria dengan kepala plontos ini melaporkan, bahwa seluruh peserta angkatan terakhir rangkaian UKW PWI Kaltim 2021, dinyatakan kompeten.
“Selamat kepada peserta UKW yang sudah berkompeten. Pesan saya selalu menjaga marwah PWI dan tidak sombong,” tegasnya, disaksikan Ketua PWI Kaltim Endro S Efendi, Sekretaris PWI Kaltim Wiwid Marhaendra, Ketua PWI Kutim Ibnu Djuraid, Sekretaris PWI Kutim Wardi, Bendahara PWI Kutim Irfan dan para peserta UKW Angkatan XXV.
Wartawan harus berpacu dalam profesionalisme. Terkait bagaimana meningkatkan kualitas kerja sebagai jurnalis dan dituntut profesional. Perhatikan tulisan dalam pembuatan berita. Itu nilai lebihnya sebagai seorang jurnalis. Jangan puas dengan tingkatan saat ini.
“Selama menjadi penguji, baru di Kutim seluruh peserta dinyatakan berkompeten. Sebelumnya, tiga kali saya menguji pasti ada yang tidak lulus,” sebutnya.
Sementara itu, penguji UKW muda yang juga Ketua PWI Kalsel Zainal Helmie meminta, agar wartawan yang sudah kompeten bisa menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Kemudian menjaga nama baik penguji serta amanah di mana pun bekerja.
“Wartawan juga harus bisa menjaga ruh KEJ dan lebih profesional serta proporsional. Berkualitas sesuai dengan tingkatannya,” harapnya.
Bagi kelas muda, harus lebih baik ketika wawancara dan menulis berita. Mengantarkan perusahaan menjadi semakin baik, serta bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Sementara madya, para redaktur harus bisa mengontrol dan mempunyai tanggung jawab dalam menangkap isu dan penyuntingan berita.
“Jadi harus benar-benar mempertajam kualitas,” tegasnya.
Zainal mengaku merasa enjoy saat menjadi penguji. Sebab, para peserta cepat mengerti tanpa perlu banyak penjelasan. Dia juga kaget lantaran semua peserta berhasil lulus. Padahal, ketika dirinya menjadi penguji, selalu saja ada yang tidak lulus.
“Saya tidak perlu sampai marah-marah hanya untuk menjelaskan,” singkatnya. (rk)