RUANGKALTIM.COM, KUTIM — Bertentangan dengan kabar bahwa kawasan tambang yang gersang, lingkungan kantor PT Kaltim Prima Coal (KPC) terlihat sangat asri. Suasana nyaman itu menyambut kedatangan rombongan wartawan calon peserta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-41. Disambut oleh jajaran Public Communication—di antaranya Superintendent Public Communication Siswahyudi, Supervisor Guest Relations Ade Anang, serta Officer Media Relations Wahyu Sujatmiko. Sambutan hangat tersebut membuka pertemuan yang menjadi awal dari kunjungan mendalam mengenai operasional perusahaan.
Tak lama berselang, para jurnalis diarahkan menuju Prima Square Area menggunakan sebuah bus operasional. Dalam perjalanan, tim KPC menjelaskan bahwa wilayah tersebut bukan hanya pusat kegiatan tambang, tetapi juga lokasi penerapan program rehabilitasi lingkungan. Area pasca tambang telah ditanami berbagai jenis pohon sebagai upaya mengembalikan ekosistem alam dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi flora, fauna, dan masyarakat.
Setibanya di Prima Square Area, keselamatan menjadi prinsip utama sebelum memasuki unit pengangkut Menhol, yang membawa rombongan menuju Pit Bendili Bintang.
Armada alat berat seperti Liberty HD, water tank, hingga unit Strada yang tampak teratur dioperasikan, menjadi pemandangan dalam perjalanan menuju lokasi yang dituju. Saat tiba, rombongan sudah disambut oleh beberapa koordinator operasional yang bertugas di lapangan. Di antaranya Koordinator Planning Denas, memaparkan bagaimana perencanaan tambang dilakukan secara bertahap-harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan, sebagai upaya memastikan produksi berjalan sesuai target.
“Fit Bedili Bintang merupakan salah satu penghasil batu bara terbaik di KPC. Seluruh proses produksinya didukung alat berkapasitas besar,” jelasnya.
Ya, tiga unit pengeruk berkapasitas 90 ton per baket, sementara armada angkutan batu bara mampu mengangkut sekitar 300 ton dalam sekali perjalanan. Tak heran jika perusahaan tersebut mampu memproduksi hingga 3,1 juta ton per tahun. Menariknya, Denas menambahkan bahwa lokasi galian di pit ini termasuk yang terdalam di Indonesia, mencapai kedalaman 400 meter.
Kunjungan tersebut menjadi gambaran bahwa operasi pertambangan KPC tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga dijalankan dengan standar keselamatan tinggi serta komitmen terhadap pengelolaan lingkungan. Pendekatan ini menjadikan perusahaan sebagai salah satu pelaku industri tambang yang menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan secara nyata. (rk)









