RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Doa bersama dalam rangka Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW digelar Pangkalan TNI AL Sangatta. Kegiatan itu berlangsung di Mushola Al-Furqon, Komplek Rumah Dinas TNI AL Dewa Ruci Jalan Soekarno Hatta, Sangatta Utara, Kuti Timur (Kutim), Rabu pagi (2/3/2022).
Komandan Lanal Sangatta Letkol Laut (P) I Komang Nurhadi, melalui Palaksa Lanal Mayor Laut (P) Herwanto, bersama prajurit TNI AL mengikuti langsung pelaksanaannya. Kepala Kemenag Kutim Nasrun, dipercaya mengisi tausiyah.
Seluruh prajurit baik Perwira, Bintara, Tamtama, dan PNS Lanal Sangatta dengan khidmat mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran oleh Serda Imran, dilanjutkan sambutan Palaksa Mayor Laut (P) Herwanto.
Dia menyampaikan kepada prajurit, bahwa ada banyak hikmah dari peristiwa Isra Mikraj Nabi SAW. Salah satunya, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta diwajibkannya salat lima waktu.
“Mari kita maknai dari peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, yang merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam,” katanya.
Nabi Muhammad SAW, kata dia, merupakan manusia teladan bagi semua umat manusia. Dia berharap nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa itu dapat memengaruhi sisi positif bagi kehidupan para prajurit.
“Ada banyak hikmah yang dapat diambil. Mari teladani Rasul,” singkatnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kutim Nasrun memaparkan, kata Isra berasal dari bahasa Arab yang berarti perjalanan malam, sedangkan menurut istilah Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis di Palestina.
Sementara Mikraj berarti naik atau menuju ke atas. Menurut istilah Mikraj, adalah naiknya Nabi Muhammad Saw dari Masjidil ‘Aqsha menuju ke al Arsy (Sidratul Muntaha), untuk menghadap Allah SWT.
“Isra Mikraj adalah pertolongan dari Allah SWT untuk Nabi yang mulia ini,” ungkapnya.
Nasrun melanjutkan, dalam kehidupan manusia, Allah memberikan bermacam macam sifat manusia, dari kelebihan dan kekurangan. Maka,
jadilah manusia seperti sifat air yang kemanapun air mengalir akan bermanfaat bagi manusia.
“Artinya, keberadaan manusia akan disenangi semua orang. Baik di tempat kerja, masyarakat dan lain sebagainya. Keberadaan kita sangat bermanfaat bagi sesama,” jelasnya.
Sedangkan air, sebagai sumber kehidupan. Dimaknai dengan di manapun berada akan bermanfaat. Ketika air itu bisa mendinginkan suasana dalam kehidupan bermasyarakat.
“Begitu pula adanya kita, dalam bermasyarakat jadi adem tentram dan tidak ada saling kompor-mengompori atau saling memanasi. Sehingga akan muncul perpecahan dimasyarakat. Apalagi air bisa masuk ke tempat manapun. Sama dengan manusia yang fleksibel. Di manapun bisa diterima,” pungkasnya. (rk)