RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Armada pengangkut sampah di kawasan perkotaan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dipastikan masih kurang memadai. Selain jumlahnya yang terbatas, diperlukan armada yang mumpuni agar pengangkutan sampah lebih maksimal.
Apalagi armada pengangkut sampah yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim, sudah berusia puluhan tahun. Ya, unit lama tersebut merupakan warisan dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim.
“Bahkan sudah dioperasikan lebih 10 tahun. Makanya perlu dilakukan peremajaan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kutim Andi Palesangi, Kamis (1/12/2022).
Dia mengatakan, jika memaksakan mengoperasikan armada yang ada seperti dump truk, kondisinya tentu tidak memungkinkan.
“Apalagi sering rusak dan biaya perawatannya tidak sedikit,” ungkapnya.
Sehingga, melalui APBD Perubahan 2022 ini. Pihaknya pun melakukan pengadaan tiga unit dump truck dan dua unit excavator.
“Nantinya semua unit baru akan dibagikan kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kebersihan Sangatta Utara, UPT Kebersihan Sangatta Selatan dan dan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Batuta,” bebernya.
Dia memastikan, masing-masing akan mendapat satu dump truck. Sedangkan kedua excavator tersebut akan dioperasikan di TPA Batuta untuk merapikan sampah.
“Rencananya tahun depan kami mengadakan tiga unit dump truck lagi. Termasuk satu unit buldozer untuk meratakan sampah di TPA Batuta,” ucapnya.
Dia mengaku berupaya mengadakan armada yang dibutuhkan setiap tahunnya. Sehingga dapat menggantikan armada yang sudah mulai usang. Mengingat, armada baru tersebut masih perlu ditambah.
“Sesuai dengan jumlah kendaraan warisan dari Dinas PU, yang sekarang kerjanya tidak maksimal,” paparnya.
Bahkan 2024 mendatang, pihaknya berencana mengadakan enam dump truk lagi. Sekarang pihaknya sudah memprogramkan, tinggal melihat ketersediaan anggaran daerah.
“Kami juga butuh beko loader. Untuk memudahkan memindahkan sampah sisa banjir ke truk. Sekarang kan kita tidak memiliki itu. Sedangkan, sampah sisa banjir itu bermacam-macam. Ada lemari, kasur dan lainnya yang memang memerlukan beko loader,” tutupnya.
Perlu diketahui, permasalahan sampah di kawasan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan seperti tidak ada habisnya. Apalagi masalah pengangkutan sampah menuju TPA Batuta, masih terkendala dengan armada pengangkutnya. Padahal dalam sehari, terdapat 80 ton sampah yang diproduksi di kawasan perkotaan. (adv/rk)