RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Tindakan pasca panen merupakan hal penting untuk dipahami para petani jagung dan tanaman hortikultura. Ya, pasca panen merupakan tahap penanganan hasil tanaman pertanian setelah pemanenan dilakukan. Penanganan pasca panen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan dan pengemasan.
Upaya penanganan pasca panen dilakukan demi menekan kehilangan hasil baik dalam bobot maupun mutu. Termasuk memperpanjang kesegaran produk dan umur simpan. Tidak sampai disitu saja, dengan melakukan pasca panen yang baik dan benar, dapat meningkatkan nilai ekonomis dari produk pertanian yang diusahakan.
Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) PAMA Banua Etam pun menggelar Pelatihan Pascapanen Tanaman Jagung dan Hortikultura, Sabtu lalu (18/5/2024). Kegiatan itu berlangsung di rumah makan pemancingan paino
Koordinator LPB PAMA Banua Etam, Hendra membuka kegiatan tersebut. Dia mengatakan, produk pasca penen jagung dan hortikultura masih memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan. Terutama menjadi produk unggulan UMKM yang dapat bersaing di pasaran luas.
“Program ini dapat membantu meningkatkan pemahaman serta pendapatan. Memberikan manfaat yang lebih luas dan pada akhirnya menjadi petani yang mandiri,” kata Hendra.
Menurutnya, program tersebut merupakan lanjutan dari program sebelumnya. Dengan pencapaian target yang lebih spesifik. Hal ini perlu dilakukan untuk mempercepat peningkatan UMKM, khususnya dalam mengambil peluang dan melihat potensi kebutuhan pasar.
“Program ini juga fokus pada produk akhir yang ingin dicapai. Jika berbicara jagung, maka produk turunan yang bisa ditampilkan seperti jagung giling, emping jagung atau tepung jagung,” ungkapnya.
Semua produk itu, kata dia, dapat meningkatkan nilai ekonomi. Jika berbicara produk hortikultura, maka yang bisa ditampilkan pelaku UMKM bisa kripik sayur, kripik buah, sambal dan lain-lain, yang semuanya itu berujung pada peningkatan nilai ekonomi.
“Tujuan penting yang ingin dicapai bersama, adalah para UMKM sektor pertanian dapat memahami serta konsisten dalam mengaplikasikan semua materi dan arahan yang diberikan oleh instruktur. Menjadikan produk pertanian yang dihasilkan memiliki nilai tambah serta adanya peningkatan pendapatan,” harapnya.
Apalagi, pihaknya melibatkan Zainuddin Saleh, dosen Agro Teknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Kutim, selaku instruktur. Kegiatan itu juga diikuti tujuh UMKM binaan LPB PAMA Banua Etam khusus pertanian. Dalam pelatihan kali ini, Zainuddin lebih menekankan betapa pentingnya teknik dan metode penerapan pascapanen yang benar.
Hal itu bertujuan memperoleh hasil yang baik tanpa mengurangi kualitas serta kuantitas produk yang dihasilkan. Zainudin juga menjelaskan tentang penerapan metode pasca panen yang baik. (rk)