DLH Berbenah Kejar Sertifikat Adipura

  • Bagikan
armin nazar3
Kepala DLH Kutim Amrin Nazar.

BANNER DISKOMINFO

RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Adipura adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia, yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen-LHK).

Selama Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berdiri, 1999 silam, kabupaten ini pernah memperoleh penghargaan sertifikat adipura saat periode kepemimpinan pasangan Isran Noor dan Ardiansyah Sulaiman, 2013.

Kini Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman pun kerap menyebutkan capaian tersebut, untuk menambah motivasi agar dapat kembali meraih penghargaan yang sama. Bahkan kalau perlu tidak hanya sertifikat, tapi juga dapat disusul dengan piala adipura.

Menanggapi ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim Armin Nazar mengatakan, apabila tiga tahun tidak mempertahankan sertifikat adipura, maka harus dimulai dari nol lagi. Sehingga harus berjuang lagi untuk mendapatkan kembali, Sabtu (6/5/2023).

“Prosesnya memang seperti itu. Jadi, setelah dapat sertifikat, tiga tahun berturut-turut dipertahankan. Baru bisa memperoleh piala. Jadi, target saat ini adalah untuk mengejar sertifikat dulu. Dimulai lagi dari awal,” ungkapnya.

Adapun langkah yang akan ditempuhnya, yakni dengan memaksimalkan fungsi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batuta. Mengingat, TPA merupakan salah satu indikator dengan poin tertinggi untuk memperoleh adipura.

“Bagaimana supaya TPA dibenahi agar dapat memenuhi target. Sebenarnya banyak indikator yang mendukung. Tapi, yang nilainya paling tinggi ada di TPA,” bebernya.

Sekarang TPA Batuta jauh dari target. Tapi, dia bersyukur mendapat dukungan dari Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wakilnya Kasmidi Bulang serta Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), bahwa program prioritas DLH untuk meraih prestasi itu mendapat dukungan.

“Makanya di anggaran perubahan nanti, mungkin sarana dan prasarana di TPA Batuta mulai dibenahi,” akunya.

Dia tidak menampik, sekarang TPA dengan luasan lahan 7 hektare itu mulai over kapasitas. Pasalnya, per harinya sampah yang masuk ke TPA mencapai 70 ton. Namun, sampah tidak lagi menumpuk di tepi jalan poros Sangatta-Bengalon.

“Sudah didorong menggunakan excavator baru. Tapi truk tidak berani masuk dumping area, karena takut amblas. Terpaksa sampah yang dibawa diletakkan agak ke dekat jalan masuk,” pungkasnya. (adv/rk)

  • Bagikan