RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Secara resmi pemerintah meniadakan larangan mudik lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah. Arus mudik pun semakin padat. Meski masa pandemi covid-19 belum berakhir.
Hal itu wajar. Mengingat, secara nasional trend virus asal Wuhan, Tiongkok, jauh menurun. Ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kutai Timur (Kutim) dr Bahrani Hasanal.
“Kebanyakan daerah di Indonesia kini berada pada PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) Level II. Termasuk Kutai Timur,” kata dr Bahrani.
Dengan demikian, kegiatan seperti salat Idul Fitri pun diperbolehkan. Jika sebelumnya hanya vaksin booster yang tidak melakukan tes antigen dan tes PCR. Kini, dosis kedua pun tidak perlu lagi melakukan tes covid-19.
“Euforia ini tentu berdampak pada pencegahan selama pandemi. Pengalaman selama ini, setiap libur panjang selalu terjadi peningkatan kasus,” ungkapnya.
Baca Juga: Sebut Modus Penipuan, Danlanal Sangatta Minta Waspadai Orang Mengaku Dirinya
Sehingga setiap libur panjang diprediksi alami kenaikan meskipun tidak signifikan. Pemerintah juga lebih percaya diri untuk memperbolehkan mudik tanpa aturan yang ketat. Pantauan tiga pekan setelah Idul Fitri pun menentukan.
“Kalau setelah lebaran kasusnya tetap seperti sekarang. Maka sudah mengarah ke endemi. Semoga ramalan ini benar,” harapnya.
Hal itu pun akan berdampak positif. Pemerintah akan mulai mengurangi pengetatan. Meskipun tetap tidak boleh lengah. Dia berharap penggunaan masker dan cuci tangan menjadi budaya. Apalagi keduanya merupakan kebiasaan yang baik untuk diteruskan.
“Meskipun kebijakan lebih longgar. Masyarakat tetap mengikuti protokol Kesehatan. Apalagi bagi yang baru disuntik dosis pertama, segera divaksin,” imbuhnya.
Sejauh ini, vaksinasi yang semakin masif ternyata berdampak pada penurunan kasus. Artinya imunitas masyarakat telah terbentuk.
“Makanya pemerintah memaksimalkan vaksinasi sehingga pandemi menjadi endemic,” sebutnya.
Selain melindungi diri, vaksin juga penting untuk melindungi orang lain. Apalagi sekarang mau mudik, menyambangi orang-orang tua yang rentan terhadap virus. Kalau anak muda yang terjangkit, mungkin bisa tidak terlihat efeknya.
“Berbeda dengan orang tua, yang pasti akan berefek panjang jika positif covid-19. Makanya vaksin salah satu solusinya. Baik yang ingin mudik dan orang tua harus divaksin,” tutupnya. (rk)