RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Sarana dan prasarana air bersih memang menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhinya. Mengingat menjadi salah satu kebutuhan dasar yang harus diberikan kepada masyarakat. Sejauh ini di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), layanannya belum merata dirasakan masyarakat.
Bahkan masih banyak desa yang ada di pedalaman dan pesisir, belum menikmati layanan tersebut. Tak heran, jika masalah itu mendapat banyak sorotan. Mengingat salah satu wilayah di Kaubun saja masih kesulitan mendapatkan air bersih, yakni Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun.
“Di sana (Desa Bumi Rapak) sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani padi. Makanya sangat membutuhkan layanan air bersih,” kata anggota Komisi B DPRD Kutim Faizal Rachman.
Dia pun memberikan bantuan delapan tandon, sebagai upaya memudahkan para petani tersebut menampung air. Bahkan masih-masih tandon memiliki kapasitas hingga 5 ribu liter.
“Alhamdulillah bisa menampung 80 ribu meter kubik,” bebernya.
Untuk mensukseskan program itu, dia menggandeng pihak perusahaan di sekitar Bumi Rapak, yakni PT Ganda Alam Makmur (GAM), untuk menyediakan sumur bor melalui program melalui CSR.
“Program ini sudah dijalankan sejak 2021 lalu. Sekarang rampung dan masyarakat sudah bisa merasakan manfaatnya,” paparnya.
Dengan demikian, setidaknya 55 kepala keluarga (KK) telah menerima layanan air bersih itu. Apalagi sudah lama diimpikan oleh warga. Sedangkan air bersih memang menjadi salah satu kebutuhan dasar. Dia pun memastikan, hasil bantuan itu pun dapat dikelola langsung oleh masyarakat.
“Nanti Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) yang menjalankan. Semoga program serupa bisa terus dilanjutkan,” tutupnya. (adv/rk)