RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Kabupaten Kutai Timur (Kutim), memang yang pertama menerapkan teknologi incinerator, atau alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran.
Timbunan limbah domestik atau sampah pun dapat dikurangi. Sebab, energi panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik. Sehingga penumpukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batuta dapat dihindari.
Apalagi, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), yang terletak di belakang Pasar Induk Sangatta itu, dapat mengelola sampah harian hingga 50 ton. Meski demikian, Pemkab Kutim tetap harus memerhatikan kondisi TPA yang berada di Kilometer 17, Jalan Poros Sangatta-Bengalon, yang sudah over kapasitas.
Sampah menggunung dan tertumpuk hingga mendekati gerbang masuk. Sebab, excavator dan bulldozer yang difungsikan mengatur dan merapikan sampah dalam kondisi rusak, Sabtu (29/1/2022).
“Alat berat itu merupakan warisan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Bahkan, telah telah dimanfaatkan selama 12 tahun di TPA Batuta,” sebut Kepala UPT TPA Sangatta Jamil Halmin.
Menurutnya, salah satu excavator sudah rusak sejak akhir tahun lalu. Satunya lagi, baru rusak tiga hari. Memang sudah lama dan tidak pernah diberikan pemeliharaan rutin dan berkala.
“Perawatannya minimal enam bulan sekali. Sekarang kan hanya diperbaiki kalau masalah. Sedangkan alat beratnya sudah termakan usia,” ungkapnya.
Sebulannya, kata dia, salah satu excavator bisa tiga kali rusak. Adapun yang rusak Desember tahun lalu belum selesai diperbaiki. Pihaknya bersyukur hari ini mendapat bantuan excavator dari PT Budhi Wiguna Prima (BWP).
“Kami juga mendapat bantuan mekanik dari PT Wira Keluarga Mandiri dan PT PAMApersada. Sekarang dua alat berat yang rusak sedang diperbaiki,” katanya.
Jika ingin memaksimalkan kinerja, solusinya harus diremajakan. Apalagi pekerjaan tidak dapat berhenti. Alat-alat itu harus beroperasi 24 jam. Kalau tidak, sampah akan menumpuk.
“Saya harap pemerintah memberikan respon positif. Sehingga dapat memaksimalkan kinerja,” harapnya.
Apalagi Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, telah memberikan respon mengenai peremajaan alat berat yang dimanfaatkan di TPA Batuta.
“Secepatnya dapat direalisasikan. Kan termasuk salah satu indikator penilaian Piala Adipura,” tutupnya. (rk)