RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Mendorong Partisipasi Peran Perempuan dalam Pesta Demokrasi, menjadi tema kegiatan sosialisasi pendidikan politik yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Timur (Kutim), Kamis (24/11/2022).
Berlangsung di Ruang Meranti, Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kutim, kegiatan itu dilaksanakan sebagai upaya mendorong keterlibatan perempuan dalam menyukseskan pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kutim Rizali Hadi membuka kegiatan itu, didampingi Kepala Kesbangpol Kutim Muhammad Basuni, para camat, perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) hingga seluruh organisasi kewanitaan di daerah ini.
Rizali hadi mengatakan, semua pihak hendaknya mengambil bagian dalam upaya mewujudkan suksesnya pemilu dan pilkada serentak 2024 mendatang. Mengingat, ada hak-hak perempuan yang belum terpenuhi secara menyeluruh.
“Kan peran perempuan masih kurang di dunia politik. Makanya melalui sosialisasi ini, diharapkan para perempuan bersuara lantang memenuhi kuota 30 persen,” katanya.
Sedangkan pemerintah, memberikan ruang kepada partai politik (parpol) agar memaksimalkan peran perempuan. Sedangkan sosialisasi itu, diharapkan bisa mengambil banyak pemahaman kepada kaum perempuan dalam berpartisipasi dalam dunia politik.
“Nah, sosialisasi ini menjadi salah satu langkah yang ditempuh,” jelasnya.
Tidak itu saja, pihaknya ingin memberikan perlindungan kepada perempuan, termasuk terhadap hak yang terabaikan. Sehingga dengan adanya partisipasi tersebut, permasalahan berkenan perempuan bisa terakomodir melalui politik.
“Ibu-ibu bisa memanfaatkan kegiatan ini. Sehingga dapat mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam bidang politik. Tujuannya, mensejahterakan masyarakat secara umum,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kutim Muhammad Basuni memastikan, sosialisasi tersebut ditujukan untuk mendorong partisipasi perempuan dalam pemilu mendatang. Hal itu sebagai tugas dari Kesbangpol.
“Tapi, peran kami mendorong perempuan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilihan umum,” tuturnya.
Sedangkan kegiatan itu, kata dia, lebih kepada seminar terhadap kendala yang ada di lapangan.
“Sehingga nanti dapat dirumuskan agar lebih memudahkan,” tutupnya (adv/rk)