RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Akhir-akhir hujan deras kerap mengguyur hampir seluruh kawasan Kutai Timur (Kutim). Hal itu juga berlaku di kawasan Sangatta Utara, yang merupakan ibu kota kabupaten ini.
Bahkan, guyuran hujan tersebut kerap menciptakan genangan di beberapa titik. Salah satunya menggenangi MTs Nurul Hikmah, yang terletak di Jalan Hidayatullah, Kelurahan Teluk Lingga, Sangatta Utara. Hal ini pun menjadi perhatian anggota DPRD Kutim Ramadhani.
Dia mengatakan, genangan tersebut sampai menghambat aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut. Sehingga perlu menjadi perhatian agar tidak menghambat proses menuntut ilmu bagi para siswa.
“Saya ditelpon guru MTs Nurul Hikmah (tempat dia bersekolah). Mereka mengeluh karena genangan memasuki area sekolah,” katanya, Kamis (10/11/2022).
Dia memastikan, akan berupaya agar sekolah agama tersebut tidak lagi tergenang ketika hujan. Apalagi setelah dirinya melihat langsung kondisi tersebut.
“Memang terjadi genangan. Makanya harus menjadi perhatian pemerintah,” ungkapnya.
Menurutnya, genangan tersebut sudah terjadi sejak dua bulan belakangan ini. Bahkan ketika dirinya tiba di lokasi, ruang kelas, ruang guru dan halaman sekolah tampak tergenang.
“Ternyata permasalahannya ada pada drainase yang tidak maksimal mengalirkan air. Ternyata jalur pembuangan air menuju polder (Polder Ilham Maulana) sudah ditutup. Padahal dulu selalu lancar,” papar politikus PPP itu.
Dia menyebut, kini jalurnya bergeser ke sisi sebelahnya. Apalagi ada program dari Bidang Pengairan dan Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim, bahwa akan ada kegiatan drainase yang jalurnya melalui Gang Hikmah.
“Syukurnya pemilik tanah bersedia lahannya dimanfaatkan untuk pembangunan drainase,” ucapnya.
Sehingga, ketika pekerjaan tersebut selesai. Air yang tertampung di kawasan itu akan dialirkan menuju anak folder lama. Bahkan tahun ini masalah genangan tersebut diprediksinya sudah tertangani.
“Memang sekolahan ini berada di kawasan rendah. Makanya harus ditinggikan,” tuturnya.
Apalagi berdasarkan perencanaan, akan dialokasikan anggaran untuk meninggikan sekolah tersebut. Apalagi seluruh bangunannya tersebut berbahan kayu.
“Memang sedikit sulit penanganannya. Apalagi bangunan lama. Kalau ditinggikan khawatirnya bisa patah,” paparnya.
Kendati demikian, dia bersyukur lantaran solusi sudah ditemukan. Ya, pihak terkait bersedia memindahkan aliran drainase agar langsung mengalir menuju polder.
“Saya sudah mengelilingi dapil saya (dapil 1). Untuk memastikan kawasan yang dapat dijadikan program prioritas. Sehingga akan diusulkan melalui pokir (pokok pikiran),” pungkasnya. (adv/rk)