RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Kelangsungan investasi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memang alami peningkatan. Bahkan hingga triwulan ketiga 2022, nilai investasi di kabupaten ini telah melebihi target yang telah ditetapkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur (Kaltim), Rp 8 triliun.
Ya, di Kutim realisasinya mencapai Rp 9,019 triliun. Apabila dipersentasikan mencapai 112 persen. Bahkan diyakini nilainya masih akan bertambah. Apalagi jika Batuta Chemical Industrial Park (BCIP) di Bengalon sudah beroperasi.
Sehingga secara otomatis akan menambah realisasi investasi. Mengingat rencana investasi BCIP mencapai Rp 40 triliun, ditambah dengan Air Air Products, yang merupakan tenant BCIP dengan nilai investasi mencapai Rp 25 triliun.
Tampaknya realisasi itu akan terhambat. Pasalnya, Air Products menarik diri dari investasi di kawasan BCIP. Menanggapi ini, Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan mengatakan, dengan mundurnya Air Product dari BCIP, tentu memberikan dampak kepada daerah.
“Kan rencananya ada serapan ribuan karyawan. Kalau Air Product mundur, maka tidak jadi terealisasi. Kami berharap ada investasi lain yang masuk,” kata politikus NasDem itu.
Apalagi masih ada pembebasan lahan yang belum selesai. Hal itu tentu menjadi salah satu masalah serius. Sebab, pemerintah sudah menyampaikan wacana itu kepada masyarakat.
“Sekarang kan masyarakat sudah berharap, tapi investornya justru mundur. Ini harus jadi perhatian. Pemerintah harus lebih selektif ketika menentukan investasi yang masuk,” tegasnya.
Padahal, jika investasi tersebut berjalan lancar, maka akan membuka lowongan kerja. Peluang kerja warga Kutim pun semakin terbuka. Tentu mengurangi angka pengangguran.
“Sayangnya sekarang tidak jalan. Dampaknya tentu kepada perekonomian daerah,” pungkasnya. (adv/rk)