RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Peran pemerintah dibutuhkan melalui peta inovasi dibutuhkan, terutama untuk peningkatan daya saing antar daerah. Bahkan dianggap menjadi agenda penting untuk menggerakkan berbagai sektor pembangunan.
Apalagi tujuannya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga peran dari pemerintah daerah (pemda) sangat dibutuhkan. Sehingga perlu digelar seminar draft atau rancangan laporan akhir, pengkajian pembangunan roadmap sistem inovasi daerah.
Bahkan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dan Unit Layanan Strategis Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (ULS-PPID) Universitas Mulawarman telah merencanakan menggelar kegiatan itu bulan depan, tepatnya 25 Juli mendatang.
Apalagi di kabupaten ini terdapat tiga komoditi potensial. Di antaranya kakao, pisang dan padi sawah. Ketiganya adalah komoditas yang harus digarap secara komprehensif untuk memberikan nilai tambah ekonomis bagi daerah, diluar komoditi utama seperti kelapa sawit.
Kabid Inovasi dan Teknologi Brida Kutim Wenadianto mengatakan, program itu sejalan dengan dokumen perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kutim 2021-2026. Dengan menyelaraskan visi pembangunan 2016-2021, yang pada misi kedua di terangkan pentingnya mewujudkan daya saing ekonomi berbasis sektor pertanian.
“Bisa dijabarkan melalui pembangunan yang diarahkan untuk mewujudkan kemandirian pengelolaan dan pengadaan pangan daerah. Sehingga nantinya bertumpu pada produksi,” katanya mewakili Kepala Brida Kutim Aji Wijaya Efendi.
“Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat direalisasikan melalui peningkatan produksi di sektor pertanian dan perkebunan,” katanya.
Salah satu langkahnya, dengan memaksimalkan pengelolaan pemasaran produksi.
“Termasuk pengembangan keterampilan sumber daya manusia (SDM) dan pemberdayaan para petani di Kutim,” jelasnya.
Sehingga diperlukan kerja sama dengan ULS-PPID Universitas Mulawarman, terutama untuk menyusun dokumen SIDa dengan meningkatkan daya saing daerah.
“Sehingga dapat melihat inovasi pada sektor tematik yang akan diambil daerah. Bagaimana kolaborasi dan harmonisasi untuk menyukseskan hasil kajian,” terangnya.
Menurutnya, inovasi tidak sekadar pengetahuan. Namun banyak cara, objek dan teknologi baru yang sifatnya bottom up atau dari bawah ke atas. Sehingga dapat terbentuk roadmap atau rencana induk pada SIDa.
“In ikan menjadi langkah pendekatan pembangunan. Cara yang digunakan lebih holistik dan sistematis,” pungkasnya. (adv/rk)