RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG), Kompleks Perkantoran Bukit Pelangi, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kutim kembali menggelar kegiatan pengembangan inovasi dan teknologi terkait pengembangan alat pengering gabah, belum lama ini.
Kepala Bidang (Kabid) Inovasi dan Teknologi Brida Kutim Wenadianto mengatakan, kegiatan laporan pendahuluan kajian pengembangan alat pengering gabah tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.
“Memang kebanyakan petani kesulitan saat proses mengeringkan gabah,” katanya.
Dia tidak menampik, sudah banyak bantuan alat jemur yang diterima para petani. Namun dianggap kurang efisien lantaran belum menyelesaikan masalah.
“Makanya perlu inovasi teknologi tepat guna. Sehingga bisa dimanfaatkan para petani. Terutama untuk meningkatkan kualitas produksi padi,” jelasnya.
Dia menilai, alat pengering gabah tersebut merupakan alat yang efektif dan efisien jika dimaksimalkan para petani. Mengingat, alat yang akan dikembangkan masih memiliki kapasitas kecil.
“Memang masih 500 kilogram yang bisa diolah menggunakan alat ini (alat pengering gabah) dalam enam jam kerja,” ungkapnya.
Kendati demikian, alat tersebut sangat mudah digunakan. Bahkan bisa dipindahkan lantaran ukuran tak terlalu besar.
“Sesuai dengan lokasi panen petani. Tentu akan sangat memudahkan,” jelasnya.
Dia memastikan, para petani dapat memanfaatkannya. Tanpa membutuhkan mobilitas yang tinggi.
“Makanya inovasi ini sangat diperlukan. Sehingga pengeringan gabah lebih efektif dan efisien. Semoga bisa membuat petani Kutai Timur sejahtera,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) merupakan instansi baru yang berada di bawah pemerintah daerah (pemda). Pembentukan dan programnya dikoordinasikan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kehadiran BRIDA diharapkan menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi, organisator dan kolaborator untuk memecahkan permasalahan berbasis riset. (adv/rk)