RuangKaltim.com – Secara mengejutkan, 150 karyawan RSUD Kudungga Sangatta, Kutai Timur (Kutim) menggelar aksi damai. Peserta aksi yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat dan staf tersebut disambut Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wakilnya Kasmidi Bulang, berdiskusi di Gedung Serba Guna (GSG), Bukit Pelangi, Sangatta Utara.
Tergabung dalam Gerakan Pro Perubahan RSUD Kudungga Sangatta, peserta aksi meminta adanya perubahan di level top manajemen RSUD Kudungga, Kamis (4/11/2021), pukul 11.00 Wita. Awalnya aksi tersebut berlangsung di halaman Kantor DPRD Kutim.
Namun, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wakilnya Kasmidi Bulang, menyambut peserta aksi di Gedung Serba Guna (GSG), Kompleks Perkantoran Bukit Pelangi, Sangatta Utara, untuk mendiskusikan permasalahan yang dimaksud.
Ardiansyah Sulaiman mengatakan, bersama Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan, dan perwakilan anggota DPRD lainnya, akan merespon positif tuntutan yang disampaikan sesuai prosedur.
“Serahkan semua ini kepada kami. Kami akan segera menindaklanjuti apa yang telah menjadi tuntutan,” katanya.
Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan meminta, pemerintah secepatnya menindaklanjuti tuntutan yang telah disampaikan pengunjuk rasa.
“Kami akan melaksanakan diskusi sesegera mungkin. Agar permasalahan cepat terselesaikan,” ucapnya.
Pihaknya juga berterima kasih kepada para dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberi pelayanan di masa pandemi covid-19. Pihaknya tahu apa yang dirasakan.
“Kami sebagai wakil rakyat akan memperjuangkan hak-hak mereka (pengunjuk rasa). Kami berusaha mendorong pemerintah dalam penyelesaian permasalahan ini,” tutupnya.
Sementara itu, peserta aksi mengaku telah menyampaikan semua uneg-uneg. Tujuannya untuk meningkatkan dan perubahan pelayanan di RSUD. Pasalnya, tidak ada jaminan bagi mereka. Bahkan, pimpinan RSUD Kudungga dianggap telah mengintimidasi dokter, perawat dan karyawan lainnya.
“Semoga keputusan Pak Bupati (Ardiansyah Sulaiman) dapat diputuskan secepatnya. Sehingga kami mendapatkan rasa aman dalam melaksanakan tugas,” ungkap dr Didit, spesialis paru.
Apalagi, sejak awal pandemi covid-19, Februari 2019 lalu. Pihaknya sekalipun tidak mendapat perhatian dari manajemen. Termasuk pada saat sakit karena terpapar covid-19.
“Setiap bekerja, pimpinan selalu memberikan kata-kata yang tidak menyenangkan dan membuat hati kami terluka,” ungkapnya.
Selain itu, tidak adanya transparansi honor covid-19. Bahkan, pihaknya tak pernah menerima. Pihaknya juga tidak mendapatkan kebebasan dari manajemen dalam meningkatkan pendidikan dan karir.
“Kami meminta sarana dan prasarana RSUD Kudungga untuk ditingkatkan. Selama ini kami meminta, tetapi tidak pernah ada tanggapan dari manajemen,” bebernya.
Sementara itu, dokter umum RSUD Kudungga dr Aulia membenarkan, bahwa hak-hak mereka selama ini tidak dibayarkan. Aksi tersebut merupakan upaya memperjuangkan hak yang selama ini sudah mengerjakan kewajiban, tetapi tidak di berikan.
“Dari Oktober 2020 belum pernah sekali menerima jasa pelayanan intensif covid-19. Sedangkan kami diwajibkan tinggal di rumah karantina untuk mengurus pasien covid-19,” terangnya.
Selama ini, jasa pelayanan intensif covid-19 memang ada yang sudah diterima. Tapi, apa yang diterima tidak sesuai dengan apa yang telah ditandatangani. Bahkan, tidak sampai setengah dari nominal yang tertulis.
“Manajemen beralasan akan membuat SK baru. Padahal sudah ada penandatanganan,” tuturnya.
Adapun dokter spesialis ortopedi RSUD Kudungga, dr Hariyono menambahkan, pihaknya sudah merasa tidak ada yang dapat dibanggakan terhadap pimpinannya di RSUD Kudungga.
“Kepimpinan otoriter dari direktur. Proses pengadaan barang dan jasa, tidak melibatkan alat yang terbaik. Pengelolaan keuangan tidak transparan,” paparnya.
Pihaknya pun meminta untuk dilakukan audit terhadap jasa pelayanan yang terjadi pada Agustus 2020 lalu. Pihaknya memohon agar dilakukan restrukturisasi top menejamen RSUD Kudungga.
“Kami meminta dr Muhammad Yusuf diangkat sebagai Plt RSUD Kudungga sementara. Apabila audiensi ini tidak ditindaklanjuti, kami sepakat untuk mengudurkan diri secara bersama-sama,” tegasnya. (rk)