RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Masalah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak seperti sapi beberapa waktu lalu, menyebabkan kelangkaan daging di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Bagaimana tidak, sapi ternak yang berasal dari luar kabupaten ini dilarang masuk. Sehingga berdampak pada harga dan kebutuhan daging sapi.
Kini menjelang Idul Adha atau Hari Raya Kurban, yang jatuh pada 29 Juni mendatang. Jumlah hewan kurban di Kutim meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu. Hal itu disampaikan dokter hewan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutim, Cut Meutia.
Dia mengatakan, jika tahun lalu hewan kurban yang tersebar di 18 kecamatan, yakni sapi 1.696 ekor, kambing 409, dan domba 1 ekor. Diyakininya tahun ini akan meningkat signifikan.
“Sudah ada kelonggaran terkait PMK, makanya akan meningkat. Kalau sebelumnya kan dibatasi karena PMK,” sebutnya.
Kendati demikian, pihaknya masih berupaya melaksanakan vaksinasi PMK untuk sapi yang diproduksi peternak lokal di Kutim. Tujuannya agar terbentuk imunitas atau kekebalan terhadap PMK. Bahkan pihaknya sudah memberikan suntikan vaksin dosis pertama kepada 7 ribu ekor sapi, dari target 15 ribu.
“Tahun ini sudah sampai dosis ketiga. Makanya masih digencarkan (vaksinasi),” bebernya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DTPHP Kutim, Antonius Kurniawan Dewantoro mengatakan senada. Dia memastikan pihaknya juga akan melakukan tes antemortem atau tes kesehatan hewan sebelum disembelih.
“Dua hingga satu pekan menjelang Idul Adha, seperti biasa akan melakukan tes antemortem di masjid-masjid. Termasuk saat hari H,” tutupnya. (adv/rk)