RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Pelaksanaan operasi pasar murah ditarget digelar di 18 kecamatan se-Kutai Timur (Kutim). Kini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim telah menggelar upaya pengendalian inflasi dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut di lima kecamatan. Di antaranya Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Sangkulirang, Rantau Pulung dan Bengalon.
Kadisperindag Kutim Zaini mengatakan, pihak akan berupaya semaksimal mungkin agar dapat menggelar program tersebut di seluruh kecamatan. Tapi, perlu melihat situasi kondisi saat ini, Rabu (23/11/2022).
“Seperti cuaca dan waktunya. Apalagi setelah bongkar di lokasi pasar murah, harus kembali lagi mengambil barang di Sangatta. Sedangkan kegiatan di lapangan selesainya selalu malam,” jelasnya.
Sedangkan saat tiba di Sangatta harus muat barang lagi. Kemudian harus bertahan semalam dan berangkat esoknya. Bayangkan saja ketika menggelar di kecamatan lainnya di kawasan Utara Kutim.
“Seperti Muara Bengkal yang harus menempuh perjalanan hingga delapan jam. Kemudian harus kembali lagi mengambil barang dan dibawa lagi ke kecamatan lainnya di kawasan Utara. Apakah ini sempat waktunya? kita lihat situasinya nanti,” sebutnya.
Dia tidak menampik, pihaknya masih terkendala data penerima manfaat dari Kecamatan Long Mesangat dan Muara Ancalong, yang sampai sekarang tidak memberikan data. Sedangkan Sandaran justru memberikan 98 data saja. Hal itu pun menjadi salah satu kesulitannya.
“Padahal sudah diimbau kepada setiap kecamatan, agar mengirimkan data warga tidak mampu. Tapi sampai sekarang tidak diterima,” paparnya.
Kendati demikian, dia bersyukur data dari Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Sangkulirang, Rantau Pulung, Bengalon, Teluk Padan, Kaliorang, Karangan, Batu Ampar, Muara Bengkal, Busang, Muara Wahau, Kongbeng dan Telen, sudah diterima.
“Kriteria penduduk terdampak itu, mereka yang tidak berpenghasilan tetap. Kemudian gaji di bawah UMR, termasuk guru. Itu yang diprioritaskan. Kalau yang tidak diprioritaskan itu PNS. Tapi TK2D masih bisa,” tuturnya.
Sedangkan penduduk hanya perlu melampirkan KK dan KTP ketika ingin membeli di pasar murah. Tapi pihaknya hanya menyediakan paket sembako berdasarkan jumlah penduduk penerima manfaat yang usulan pihak kecamatan. Sedangkan pihaknya menargetkan untuk setiap kecamatan mencapai 1.560 paket.
“Ternyata tidak semua penduduk dengan kriteria mencapai jumlah itu. Makanya kami sediakan berdasarkan jumlah yang diserahkan pihak kecamatan,” paparnya.
Adapun setiap paketnya diberi harga Rp 150 ribu. Harga tersebut sudah disubsidi hingga 50 persen, dari barang yang mencapai Rp 300 ribu. Itu pun masih ada penduduk yang tidak mampu. Sebab sebagian dari mereka juga mengharapkan dari bantuan langsung tunai (BLT).
“Paketnya berisi beras 10 kilogram, sarden besar dua kaleng, susu kental manis dua, gulaku 2 kilogram, minyak goreng 2 liter dan mie sembilan bungkus,” pungkasnya. (adv/rk)