RUANGKALTIM.COM, KUTIM – Selain Satuan Pendidikan Non Formal dan Sanggar Kegiatan Belajar (SNF-SKB) Sangatta Utara, kini SKB Sangatta Selatan juga terus memaksimalkan program belajar mengajar pada warga belajar di kecamatan tersebut.
Bahkan layanan Cap Jempol juga diterapkan pada Pondok Pesantren (Ponpes) Darush Sholah, yang berada di Kampung Kajang. Hal ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur (Kutim) Achmad Junaidi.
“Jumlah warga belajarnya sedikit, karena disamping ponpes sudah ada SD negeri. Tapi yang masih murni mondok dan tidak ikut SD negeri, pembelajarannya sepekan sekali pertemuan,” katanya, Selasa (22/11/2022).
Selain ponpes itu, ada pula satu ponpes yang aksesnya sulit dijangkau. Apalagi kalau musim hujan, tidak bisa dijangkau dengan kendaraan biasa. Sedangkan program buta aksara masih berjalan. Bahkan para tutor langsung menyambangi rumah warga tersebut agar dapat memberikan pembelajaran.
“Memang masih ada yang belum mengenal huruf dan angka. Terutama daerah Kampung Melawan, yang jalannya susah. Tapi pamong dan tutornya tetap jalan,” sebutnya.
Menurutnya, saat ini yang menjadi masalah hanya penganggaran. Dia pun sedang berusaha untuk memperjuangkan. Sebab data warga belajar yang berada di SNF-SKB tidak masuk dalam data pokok pendidikan (dapodik) dan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD).
“Padahal program ini dibiayai melalui DAK (dana alokasi khusus) non fisik,” terangnya.
Dia mencontohkan SKB Sangatta Utara, untuk semester pertama tahun depan mendapat alokasi DAK Rp 985 juta. Dialokasikan untuk bantuan operasional penyelenggaraan (BOP) kesetaraan paket A B dan C yang berlangsung 12 lembaga Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM).
“Kalau ada PKBM yang tidak dapat, karena warga belajarnya masih di bawah 10,” tutupnya. (adv/rk)